Koalisi Golkar dengan PKB Hampir Final

sorot kampanye golkar 2014 - ARB Hadiri Kampanye Partai Golkar di Soreang, Kab. Bandung
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin
VIVAnews
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Golkar) Hajriyanto Y Thohari mengatakan paska pertemuan calon presiden (Capres) Golkar, Abuizal Bakrie (ARB) dan capres Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahfud MD di Bali, komunikasi politik ke arah koalisi dengan PKB semakin maju. Saat ini menurut Hajriyanto kedua partai sedang melakukan pembahasan menuju ke arah kesepakatan.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

"Waktu sampai 15 Mei cukup untuk mematangkan kesepakatan-kesepakatan koalisi yang sifatnya lebih substantif," katanya ketika dihubungi
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
VIVAnews , Senin 21 April 2014.


Namun Hajriyanto yang saat ini menjabat wakil ketua MPR ini tidak bersedia menjelaskan apa kesepakatan substantif dari pertemuan keduanya di Bali.


"‎Yang pasti sudah sangat maju. Meski belum final tetapi pembicaraan sudah sangat maju," ujarnya.


Ia menambahkan pembahasan koalisi tidak dilakukan terburu-buru. Karena pembahasan tersebut, menurut Hajriyanto, menyangkut ke arah pendamping ARB sebagai calon wakil presiden (cawapres), pada pemilihan presiden (pilpres) mendatang.


"Golkar merasa tidak perlu terburu-buru sebab diyakini akan menang dan mendapatkan figur cawapres yang benar-benar komplementer terhadap capres ARB," ungkapnya.


Pembicaraan koalisi ini menurutnya juga telah mengarah pada koalisi yang akan dibangun di parlemen, bahkan hingga susunan kabinet mendatang. Golkar saat ini menurut Hajriyanto tengah menyiapkan sebuah skenario dengan membangun koalisi besar.


Hajriyanto menekankan dengan koalisi besar, Golkar bisa menjadi daya tarik bagi partai lain untuk bergabung. Koalisi  besar menurutnya dibutuhkan bukan hanya untuk meraih kemenangan di pilpres. Namun, koalisi besar dibutuhkan untuk stabilitas pemerintahan ke depan, baik di parlemen maupun di kabinet.


"Koalisi besar tidak membebani kabinet. Ini soal manajemen dan karakter kepemimpinan koalisi saja," ujarnya. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya