Jalan Berbayar, Kawasan Sudirman akan Dibatasi 1.500 Mobil per Jam

Electronic Road Pricing
Sumber :
  • mhi.co.jp

VIVAnews - Jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) mulai diujicoba di Jakarta pada Juli mendatang. Dengan sistem ini, mobil-mobil akan dipasangi sebuah alat detektor.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Pada jam-jam tertentu pengemudi diharuskan membayar bila ingin melewati jalan yang menerapkan ERP. Jalan berbayar diterapkan di Ibu Kota menggunakan teknologi on board unit (OBU) dari Swedia.

Tahap awal, ERP diujicoba di jalan Sudirman - Thamrin mulai dari kawasan Ratu Plaza hingga Sarinah. Nantinya mobil yang akan masuk ke Jalan Sudirman - Thamrin akan dibatasi 1.500 mobil per jam.

"Kami pengen menjaga jalan raya yang dipakai ERP itu sejam dilalui 1.500 mobil," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Kamis, 24 April 2014.

Untuk menjaga agar yang lewat pada jalur ERP tetap 1.500 mobil per jam, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengatur tarif masuk jalan berbayar. Jika saat lalu lintas lancar dikenakan tarif Rp20 ribu, maka ketika jalan itu macet, pengemudi bisa membayar Rp30 ribu atau beberapa kali lipat.

"Ini kalau lebih dari 1.500 kan bisa macet tuh, jadi harganya dinaikkan terus biar pada kapok. Jadi semakin macet semakin dinaikin harganya," ujar Ahok.

Karena masih uji coba, Pemprov DKI tidak akan memberikan sanksi bagi kendaraan yang belum memasang alat detektor lewat jalur ERP.

Uji coba akan diterapkan pada 50 mobil terlebih dahulu. Pemprov DKI akan mencari warga yang bersedia menjadi relawan dan diutamakan pengemudi yang setiap hari melakukan aktivitas di sekitar Jalan Sudirman - Thamrin.

"Untuk sementara akan ada relawan yang akan menggunakan OBU itu. Nanti dicari 50 warga yang bersedia. Ini kan cuma mau coba barangnya itu jalan atau tidak," ujarnya. (ren)

VIVA Militer: Bendera Israel

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Kementerian Luar Negeri Australia memperingatkan bahwa situasi keamanan dapat memburuk dengan cepat, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024