Gajah Indonesia Lebih Banyak Mati Diracun

Seekor gajah betina mati di Desa Krueng Ayon Aceh
Sumber :
  • REUTERS/Junaidi Hanafiah
VIVAnews
Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng
– Kementerian Kehutanan menyatakan gajah yang mati di Indonesia lebih banyak karena diracun ketimbang diambil hadingnya untuk diperjualbelikan secara ilegal. Gajah-gajah itu diracun karena seringnya warga berkonflik dengan gajah.

6 Lokasi Camping Populer di Luar Negeri, Ayo Kunjungi!

“Kawanan gajah keluar dari area konservasi dan bersinggungan dengan warga sekitar. Oleh sebab itu kerap menimbulkan konflik,” kata Kepala Seksi Pembinaan Populasi dan Habitat Kemenhut, Agung Nugroho, kepada
Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman
VIVAnews , 23 April 2014.


Menurut Agung, 85 persen gajah berada di luar area konservasi. Warga yang kesal lalu meracuni kawanan gajah itu agar gajah-gajah tersebut tidak mengganggu mereka. Biasanya, ujar Agung, warga sekitar tidak ikut mengambil gading gajah yang mati.


“Apabila gadingnya ikut diambil, hal itu malah memudahkan polisi untuk menangkap pelaku pembunuhan. Kan barang buktinya ada pada mereka,” kata Agung.


Saat ini Kemenhut sedang berkoordinasi dengan para pemangku di luar kawasan konservasi agar memberlakukan konsep-konsep yang sejalan dengan konservasi gajah. “Kami juga membentuk tim mitigasi yang mobile sehingga dapat merespons apabila ada laporan terjadi masalah,” ujar Agung.


Organisasi pencinta satwa, World Wide Fund for Nature (WWF), menyatakan upaya-upaya tersebut belum cukup. Menurut WWF seperti dikutip BBC tahun 2013, dalam satu dekade terakhir, jumlah gajah yang mati dibunuh di Pulau Sumatera kian tinggi. Angkanya mencapai 129.


Pembunuhan paling tinggi terjadi di Provinsi Riau. Organisasi Kesatuan Internasional untuk Konservasi Alam bahkan telah memasukkan spesies binatang mamalia ini ke dalam kategori terancam punah.


Sejak tahun 1985, populasi gajah terus merosot, dari 5.000 menjadi 2.400 hingga 2.800 ekor. Selain di Pulau Sumatera, populasi gajah juga terdapat di Kalimantan Timur. Jumlahnya hanya sekitar 1.000 ekor.


Menurut Tiger and Elephant Specialist WWF, Sunarto, warga juga membunuh gajah untuk membuka lahan perkebunan di habitat gajah. Sementara tumbuhan yang banyak ditanam di Riau adalah sawit, tanaman yang disukai gajah.


“Ini adalah resep sempurna untuk terjadinya konflik. Gajah memakan sawit dan petani marah. Padahal tempat itu aslinya merupakan habitat gajah,” kata Sunarto. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya