- REUTERS/Adnan Abidi
VIVAnews - Meski ada guratan kesedihan di wajahnya, Asha Devi (46) mengaku lega karena empat pemerkosa anaknya, Jyoti Singh Pandey, dihukum mati.
Dia mengaku, pernah menjanjikan keadilan yang pantas bagi para pemerkosa. "Dia sekarang sudah tenang," kata Devi usai mendengar vonis mati bagi empat pelaku pemerkosa anaknya, yakni Vinay Sharma (20), Akshay Thakur (28), Pawan Gupta (19), dan Mukesh Singh (26).
Dikutip dari laman Dailymail, Devi menjanjikan keadilan itu saat mendampingi putrinya dirawat di rumah sakit Singapura. Saat itu, Devi harus menyaksikan penderitaan putrinya selama 13 hari sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Dia terus mengatakan, keinginannya hanya satu, yakni melihat pemerkosanya digantung. Saya tahu, vonis ini akan membantu agar dia tenang di sana," kata Devi.
Devi mengaku tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kondisi anaknya setelah diperkosa ramai-ramai oleh para terdakwa dalam bus di New Delhi, tahun lalu. "Dia selalu menangis setiap kali menceritakan kejadian itu. Saya tidak akan melupakan betapa brutalnya mereka (pelaku)."
Devi juga menceritakan betapa sulitnya dia memberi makan anaknya karena Jyoti sangat kesakitan. "Dia bahkan sampai tak bisa makan sesendok penuh. Dia hanya meminta saya duduk dan memegang tangannya."
Dalam sidang Jumat pekan lalu, empat terdakwa terbukti telah memperkosa mahasiswi 23 tahun di Delhi, tahun lalu. Mereka tega menggilir mahasiswi farmasi itu, memukulinya dan membuangnya di jalanan dari atas bus yang melaju kencang dalam keadaan bugil.
Seorang pelaku lainnya divonis tiga tahun penjara karena masih berusia remaja. Sedangkan seorang lainnya, ditemukan gantung diri di tahanan.
Ayah Jyoti, Badri Singh (53) mengaku lega. "Saat vonis dibacakan, saya melihat wajar pelaku. saya melihat ada ketakutan akan kematian di mata mereka. Dua dari mereka bahkan menangis," kata dia.
Tapi, dia tidak peduli dan tidak bersimpati pada pada terdakwa. "Saya tidak bisa memaafkan apa yang sudah mereka perbuat kepada putri saya."
Dia pun mendeklarasikan kematian putrinya sebagai inspirasi bahwa di India pemerkosaan tidak boleh berlanjut.