KPU: Sebelum Pilih Caleg, Bongkar Kepribadiannya Lewat Internet

Arzetti Bilbina (kedua dari kanan), caleg PKB.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Syaiful Arif

VIVAnews – Komisi Pemilihan Umum meminta masyarakat, khususnya pemilih pemula, untuk berhati-hati dalam memilih calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilihan Legislatif yang akan digelar tanggal 9 April 2014. Pemilih harus benar-benar tahu latar belakang dan rekam jejak calon yang hendak ia pilih.

Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, informasi mengenai caleg yang dimuat di website KPU bahkan tidak mencerminkan jati diri sesungguhnya dari masing-masing caleg. “Oleh sebab itu manfaatkan teknologi internet. Kan ada Google. Tulis saja nama caleg, misalnya Tantowi Yahya. Nah, akan muncul kisah tentang dia di berbagai situs, termasuk Wikipedia,” kata Husni, Rabu 24 Juli 2013.

Lewat internet, ujar Husni, informasi bisa didapat kapan saja dan di mana saja cukup dengan mengakses berbagai website. Bila ingin mengetahui lebih rinci tentang prestasi caleg, “Tulis saja ‘Tantowi Yahya dan prestasi’ di Google, maka akan muncul hasilnya,” kata Husni.

Tantowi Yahya sendiri membenarkan perlunya publik mencari rekam jejak tiap caleg karena maraknya “politisi bertopeng” yang antara janji-janji kampanye dan sikapnya sama sekali bertolak belakang.

Soal Hasil Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud: Dongkol, Tapi Jangan Ribut Lagi

“Ada caleg yang awalnya jarang tersenyum jadi suka senyum, yang tadinya tidak pernah sedekah tiba-tiba membagi-bagikan sembako dan uang menjelang pemungutan suara,” kata anggota Komisi I DPR yang kembali mencalonkan diri menjadi anggota legislatif itu.

Itu semua, kata Tantowi, dalam rangka pencitraan agar dipilih oleh masyarakat di daerah pemilihannya. “Oleh karena itu publik yang mau memilih caleg harus jeli dan pintar,” ujar dia. Apalagi, kata politisi Golkar itu, kondisi di Indonesia tidak semudah di negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang setiap calegnya pasti mempunyai website.

“Kalau di AS, publik bisa mengkroscek caleg dengan mudah. Siapa dia, bagaimana rekam jejaknya, tingkat pendidikannya, semua ada. Di Indonesia lebih sulit karena tidak semua caleg punya website pribadi,” kata Tantowi. (eh)

Ilustrasi kekerasan seksual.

Baru Kenalan Malam Takbiran, Gadis SMP di Mojokerto Diperkosa

Nasib malang dialami seorang perempuan berusia 13 tahun di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang menjadi korban pemerkosaan.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024