Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Pertamina siap meningkatkan kualitas oktan BBM bersubsidi, khususnya premium jika ada kenaikan harga. Namun, perbaikan kualitas tersebut masih menunggu keputusan pemerintah.
Senior Vice President Fuel and Marketing Distribution Pertamina, Suhartoko, Jumat 21 Juni 2013, menjelaskan harga produksi premium dengan oktan (RON) 88 dan RON 90 hanya beda tipis dan harga keekonomian keduanya tidak berbeda jauh.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Senior Vice President Fuel and Marketing Distribution Pertamina, Suhartoko, Jumat 21 Juni 2013, menjelaskan harga produksi premium dengan oktan (RON) 88 dan RON 90 hanya beda tipis dan harga keekonomian keduanya tidak berbeda jauh.
Baca Juga :
Jamaika Akhirnya Akui Palestina Sebagai Negara, Peringatkan Israel Tarik Pasukan Militer
"Biaya produksi RON 88 dan RON 90 itu hanya beda Rp150-300 per liter. Namun masalah subsidi kembali ke pemerintah, karena pemerintah hanya subsidi Rp3.000. Pemerintah yang mempunyai kebijakan, bukan pertamina," katanya saat ditemui di Terminal BBM Plumpang, Jakarta.
Jika pemerintah menginginkan Pertamina meningkatkan kualitas oktan premium maka siap dilakukan pemerintah. Kilang milik Pertamina mampu mengolah BBM dengan oktan tinggi seperti Pertamax Plus yang memiliki nilai oktan 95.
UntUK memproduksi premium RON 88, pertamina mencampurkan
high octane mogas componen
(HOMC) yang berkadar oktan 92 dengan nafta (minyak berat) yang berkadar oktan 70, dengan perbandingan 80 persen nafta dengan 20 persen HOMC. Pertamina tinggal menambah komposisi HOMC yang lebih tinggi agar dapat membuat BBM RON 90.
"Idealnya jika pemerintah memberikan subsidi Rp3.000 maka harga BBM RON 90 sekitar Rp7.000 per liter. Pemerintah dapat mengurangi subsidi dengan menaikkan RON dan membuat mobil lebih awet," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Biaya produksi RON 88 dan RON 90 itu hanya beda Rp150-300 per liter. Namun masalah subsidi kembali ke pemerintah, karena pemerintah hanya subsidi Rp3.000. Pemerintah yang mempunyai kebijakan, bukan pertamina," katanya saat ditemui di Terminal BBM Plumpang, Jakarta.
